Jumat, 28 Januari 2011

JOGJAKARTA

TAMANSARI - Benteng yang Dikelilingi Air



  • Tamansari  


Tamansari adalah taman kerajaan atau pesanggrahan Sultan Yogya dan keluarganya. Sebenarnya selain Taman Sari, Kesultanan Yogyakata memiliki beberapa pesanggrahan seperti Warungboto, Manukberi, Ambarbinangun dan Ambarukmo. Kesemuanya berfungsi sebagai tempat tetirah dan bersemadi Sultan beserta keluarga. Disamping komponen-komponen yang menunjukkan sebagai tempat peristirahatan, pesanggrahan-pesanggrahan tersebut selalu memiliki komponen pertahanan. Begitu juga hanya dengan Tamansari.

Letak Tamansari hanya sekitar 0,5 km sebelah selatan Kraton Yogyakarta. Arsitek bangunan ini adalah bangsa Portugis, sehingga selintas seolah-olah bangunan ini memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat, disamping makna-makna simbolik Jawa yang tetap dipertahankan.

Namun jika kita amati, makna unsur bangunan Jawa lebih dominan di sini. Tamansari dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I atau sekitar akhir abad XVII M. Tamansari bukan hanya sekedar taman kerajaan, namun bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari kolam pemandian, kanal air, ruangan-ruangan khusus dan sebuah kolam yang besar (apabila kanal air terbuka).

Bagian - bagian Tamansari:   

1. Bagian Sakral   

Bagian sakral Tamansari ditunjukkan dengan sebuah bangunan yang agak menyendiri. Ruangan ini terdiri dari sebuah bangunan berfungsi sebagai tempat pertapaan Sultan dan keluarganya.

2. Bagian Kolam Pemandian   

Bagian ini merupakan bagian yang digunakan untuk Sultan dan keluarganya bersenang-senang. Bagian ini terdiri dari dua buah kolam yang dipisahkan dengan bangunan bertingkat. Air kolam keluar dari pancuran berbentuk binatang yang khas. Bangunan kolam ini sangat unik dengan pot-pot besar didalamnya.

3. Bagian Pulau Kenanga   

Bagian ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu Pulau Kenanga atau Pulau Cemeti, Sumur Gemuling, dan lorong-lorong bawah tanah.

Pulau Kenanga atau Pulau Cemeti adalah sebuah bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat beristirahat, sekaligus sebagai tempat pengintaian. Bangunan inilah satu-satunya yang akan kelihatan apabila kanal air terbuka dan air mengenangi kawasan Pulau Kenanga ini.

Disebutkan bahwa jika dilihat dari atas, bangunan seolah-olah sebuah bunga teratai di tengah kolam sangat besar.  Sumur Gemuling adalah sebuah bangunan melingkar yang berbentuk seperti sebuah sumur didalamnya terdapat ruangan-ruangan yang konon dahulu difungsikan sebagai tempat sholat.

Sementara itu lorong-lorong yang ada di kawasan ini dahulu konon berfungsi sebagai jalan rahasia yang menghubungkan Tamansari dengan Kraton Yogyakarta.
Bahkan ada legenda yang menyebutkan bahwa lorong ini tembus ke pantai selatan dan merupakan jalan bagi Sultan Yogyakarta untuk bertemu dengan Nyai Roro Kidul yang konon menjadi istri bagi raja-raja Kasultanan Yogayakarta.

Bagian ini memang merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat pertahanan atau perlindungan bagi keluarga Sultan apabila sewaktu-waktu ada serangan dari musuh.

Tamansari adalah sebuah tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi. Selain letaknya yang tidak terlalu jauh dari Kraton Yogyakarta yang merupakan obyek wisata utama kota ini, Tamansari memiliki beberapa keistimewaan. Keistimewaan Tamansari antara lain terletak pada bangunannya sendiri yang relatif utuh dan terawat serta lingkungannya yang sangat mendukung keberadaannya sebagai obyek wisata.

Di lingkungan Tamansari ini dapat dijumpai masjid Saka Tunggal yang memiliki satu buah tiang. Meskipun masjid ini dibangun pada abad XX, namun keunikannya tetap dapat menjadi aset dikompleks ini. Disamping itu, kawasan Tamansari dengan kampung tamam-nya ini sangat terkenal dengan kerajinan batiknya. Kita dapat berbelanja maupun melihat secara langsung pembuatan batik-batik yang berupa lukisan maupun konveksi.

Kampung Tamansari ini sangat dikenal sehingga banyak mendapat kunjungan baik dari wisatawan mancanegara maupun wisata nusantara. Tidak jauh dari Tamansari, dapat dijumpai Pasar ngasem yang merupakan pasar tradisional dan pasar burung terbesar di Yogyakarta. Beberapa daya tarik pendukung inilah yang membuat Tamansari menjadi salah satu tujuan wisata Yogyakarta Kraton Yogyakarta.

Kamis, 27 Januari 2011

SEKOLAH

PRAMUKA

BERITA

Jembatan Kulonprogo-Sleman Keropos Akibat Lahar Merapi


Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Salam, Magelang, yang berada di bantaran Kali Putih diterjang banjir lahar dingin Merapi, Senin (10/1). Banjir yang terjadi kemarin dinyatakan warga sebagai banjir lahar dingin terbesar yang pernah terjadi pasca erupsi Merapi. Ruas jalan raya penghubung Magelang-Yogyakarta pun putus total. TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO Interaktif, Sleman - Jembatan vital penghubung Kabupaten Kulonprogo dan Sleman mulai keropos akibat terjangan lahar dingin Gunung Merapi. Dua tiang penahan jembatan sudah mulai keropos dan rapuh. Padahal letak jembatan itu lebih dari 23 kilometer dari Merapi.

“Kalau pemerintah tidak segera mengantisipasi akibatnya fatal yaitu ambrol,” kata Kepala Desa Sendang Agung, Hajid Badawi, saat ditemui di lokasi, Kamis (27/1).

Jembatan Kebon Agung II yang terletak di Sendang Agung, Minggir, Sleman, itu menghubungkan Minggir, Sleman dan Kalibawang, Kulonprogo yang melintasi Kali (sungai) Progo dan merupakan jembatan paling vital di antara dua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Fondasi dua tiang jembatan sepanjang 60 meter dan lebar 15 meter kini sudah hilang terbawa banjir.

“Dua tiang listrik yang berada di dekat jembatan juga terancam ambrol karena sudah terkikis oleh material vulkanik,” kata dia.

Selain jembatan yang dikhawatirkan ambrol, juga areal persawahan seluas puluhan hektare milik warga serta tanah kas desa juga sudah hilang akibat terjangan lahar dingin. Total kerugian sejauh ini ditaksir mencapai Rp 7 miliar.

"Sekitar 20 hektare sawah, milik kas desa dan warga yang sudah hanyut. Kalau banjir besar, warga di sekitar sungai harus diungsikan,” katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengaku pihaknya sudah mengirim surat ke Balai Besar Daerah Aliran Sungai Kali Progo untuk membuatkan tanggul yang berdekatan dengan areal persawahan. Selain itu juga dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk penanganan jembatan yang sudah mulai keropos itu.

“Surat sudah kami kirim supaya segera ditangani masalah jembatan yang rusak maupun yang hampir rusak,” kata dia.

Menurut Widi Sutikno, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, ada 17 jembatan baik kecil maupun besar yang rusak akibat terjangan lahar dingin Merapi.

“Yang terbanyak jembatan ambrol di Kali Opak, kalau di Kali Gendol kan bukan jembatan melainkan DAM Sabo yang difungsikan sebagai jembatan hanya tertutup pasir dan bebatuan tetapi tidak rusak sepenuhnya,” kata dia.

Selasa, 25 Januari 2011

BERITA

Lingkaran tanaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Lingkaran tanaman (dari bahasa Inggris:Crop circles) adalah suatu pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman, seringkali hanya dalam waktu semalam. Fenomena ini pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir 1970, dengan bentuk pola-pola lingkaran sederhana. Pada masa-masa setelahnya, pola-pola tersebut kini cenderung bertambah rumit dan tidak terbatas hanya pada hanya bentuk lingkaran. Namun karena mengacu pada asal-usulnya, maka istilah lingkaran tanaman ini masih dipertahankan.
Mereka yang mempelajari fenomena lingkaran tanaman ini sering disebut juga dengan istilah "cerealogis", dan ilmu yang mempelajari fenomena ini disebut dengan cereolog. Para Cerealogis kemudian mengembangkan istilah baru untuk fenomena ini, yaitu agriglif.
Fenomena "lingkaran tanaman" seringkali dikait-kaitkan dengan isu Benda Terbang Aneh atau UFO, atau makhluk luar angkasa.